Friday 20 March 2015

PENENTUAN FLASH POINT DAN FIRE POINT

PENENTUAN FLASH POINT DAN FIRE POINT
(FLASH POINT AND FIRE POINT DETERMINATION)

  1. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan titik nyala ( flash point ) dengan menggunakan Tag Close Tester dari cairan-cairan yang mempunyaiviskositas kurang dari 5,5 cst (pada 25°C) dan titik nyala dibawah 200 °F, kecuali cairan – cairan yang cenderung membentuk surface film dibawah kondisi percobaan dan material-material yang mengandung suspended solid. Untuk keadaan-keadaan terakhir ini digunakan alat Pneskey martens.

  1. TEORI DASAR
Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak ( uap minyak ) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.
Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak tersebut mempunyai titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran. Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai flash point yang tinggi karena tidak mudah terbakar.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan menyala dan terbakar secara terus- menerus kalau terkena nyala api pada kondisi tertentu.
Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji (test flame) diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan pada permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau terjadi semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada test flame akan mati. Inilah yang disebut dengan flash point.
Penentuan fire point ini sebagai kelanjutan dari flash point dimana apabila contoh akan terbakar / menyala kurang lebih lima detik maka lihat suhunya sebagai fire point. Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukan pada produk-produk yang volatile seperti gasolin dan solven-solven ringan, karena mempunyai flash point dibawah temperatur normal.
Semula penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan untuk keamanan dimana orang yang bekerja tanpa kuatir akan terjadinya kebakaran, tetapi perkembangannya yaitu dapat mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut menguap.
Koreksi untuk tekanan Barometer :
Tekanan Barometer dicatata pada saat akhir percobaan, bila tekanan tidak sama dengan 760 mmHg (101,3 kPa), titik nyala dapat dikoreksi sebagai berikut :
  1. Cc = C + 0,25 ( 101,3 – P )
  2. Cc = F + 0,06  ( 760 – P )
  3. Cc = C + 0,0033 ( 760 – P )
Dimana :     F = titik nyala yang diamati ( °F )
    C = titik nyala yang diamati ( °C )
    P = tekanan Barometer ( mmHg , kPa )

  1. ALAT & BAHAN
Alat :
  • Tag Close Tester
  • Gelas Kimia 100 ml
  • Gelas Ukur 10 ml
  • Gelas Ukur 50 ml
  • Alumunium  Foil
  • Termometer
Bahan :
  • Crude Oil 100 ml

  1. PROSEDUR PERCOBAAN
  1. Isi bath dengan air sampai batas maksimum
  2. Tuangkan dengan hati-hati 50 ml sample kedalam cup yang sebelumnya telah dibersihkan. Kemudian pasang penutup (lid) bersama termometer pada tempatnya.
  3. Hidupkan penyala, atur hingga nyala baik dan konstan.
  4. Atur pemanas sample sedapat mungkin sampai diperoleh lagi kenaikan temperature 1 °
  5. Untuk mendapatkan titik nyala, arahkan lidah api kedalam cup dengan cepat (tidak lebih dari 1 detik)
  6. Ulangi langkah 5 pada setiap kenaika 1 ° hingga diperoleh titik nyala
  7. Bila titik nyala telah diperoleh ( uap sample cup menyala ) hentikan pemanasan. Catat titik nyala yang diperoleh.
  8. Ulangi langkah 2 sampai dengan 7 untuk sample-sample yang lain.
  9. Catat tekanan barometernya.

  1. HASIL PENGAMATAN
Tabel 6.1 Suhu flash point dan fire point crude oil
No
Peralatan
Temperatur Pengujian
Keterangan
Flash Point
Fire Point
1.
2.






.
Tag closed tester
 Thermometer

35 0C
40 0C
45 0C
50 0C
55 0C
60 0C
65 0C
70 0C
75 0C
80 0C
85 0C
90 0C

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Catatan : suhu flash point dan fire point tidak ditemukan karena keterbatasan alat (thermometer punya suhu terbatas yaitu 100oC) biasanya minyak yang kami uji ini memiliki TPb = 156oC.

6.7    PERHITUNGAN
Konversi suhu untuk temperatur dari 101 0C ke 0Fahreinheit, 0Reamur, 0Kelvin dan Rankine :
  1. 0F    = ( 95 x 0C ) + 32
=( 95 x 90 ) + 32
= 194 0F
  1. 0R    =  45 x 0C
= 45 x 90o
= 72 0R
  1. 0K    = 0C  + 273
= 90o + 273
= 363 0K
  1. R    = 0F + 460
= 194o + 460
= 654 R



6.8    PEMBAHASAN
Tag Closed Tester adalah alat yang digunakan untuk menentukan titik nyala dari cairan – cairan yang mempunyai viscositas kurang dari 5,5 cts (pada 40 OC) atau 9,5 cts (pada 25 OC) dan titik nyala dibawah 200 OF kecuali cairan – cairan yang cenderung membentuk surface film dibawah kondisi percobaan dan material – material yang mengandung suspended film.
   Flash point merupakan titik nyala yaitu suhu terendah dimana minyak (uap minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala apabila terkena percikan api kemudian mati kembali. Sedangkan yang dimaksud dengan fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan menyala dan terbakar secara teru-menerus kalau terkena api pada kondisi tertentu.
Jadi sebelum mencapai fire point,minyak tersebut akan melalui titik flash point terlebih dahulu.Dengan kita mengetahui flash point dan fire point dari suatu sampel minyak, maka kita akan mengetahui pada suhu berapakah penyimpanan yang aman untuk minyak tersebut. Selain itu dengan mengetahui flash point dan fire point, kita juga bisa mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut menguap. Dan ini juga ditentukan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi titik flash point dan fire point,antara lain:
  • Viskositas (µ)    : apabila viskositas minyak tersebut tinggi,maka titik flash point dan fire pointnya tinggi. Karena minyak tersebut kental. Dan sebaliknya jika viskositas ,miyak rendah ,maka titik flash point dan fire point nya rendah.
  • Kelarutan gas dalam minyak (Rs)    : apabila kelarutan gas dalam minyak tinggi,maka titik flas point dan fire point rendah. Dan sebaliknya jika Rs minyak kecik maka titik flash point dan fire point nya tinggi. Rs berbanding terbalik dengan suhu flash point dan fire point nya.
  • Densitas (ρ)    : pada umumnya densitas yang tinggi memiliki suhu flash point dan fire point yang tinggi juga. Dan sebaliknya.

   Pada percobaan yang kami lakukan,kami tidak menemukan titik flash point dan fire point karena keterbatasan alat (seperti thermometer oC hanya bisa mencapai suhu 100oC).

6.9    KESIMPULAN
Dari percobaan ini maka dapat disimpulkan bahwa :
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan yaitu “penetuan flash point dan fire point” maka dapat diambil kesimpulan bahwa minyak juga mempunyai titik nyala dan titik api yaitu agar kita mengetahui batas suhu tempat penyimpanan minyak agar tidak terjadi ledakan dan kebakaran. Jadi dengan kita mengetahui flash point dan fire point nya maka kita bisa waspada dan mengontrol suhu tempat penyimpanan dan tempat yang akan dilewati minyak.
Dengan mengetahui flash point dan flash point juga bisa mengetahui karakteristik minyaknya,dan juga beberapa sifat minyak tersebut seperti kelarutan gas dalam minyak (Rs), densitas (ρ) dan viskositas (µ).
Semakin rendah suhu flash point dan fire point nya,maka Rs nya semakin tinggi . karena titik nyala dan titik api itu ada karena adanya gas yang menguap. Menetukan flash point dan fire point sangat penting dalam dunia perminyakan.
Sedangkan untuk daerah yang dingin (kutub) untuk menghindari minyak membeku(tidak bisa mengalir) digunakan pipa isolator.

6.10   TUGAS
1.Jelaskan perbedaan antara flash point dan fire point !
2.Jelaskan faktor yang meyebabkan besarnya temperatur flash point pada suatu crude oil!
3.Tuliskan kegunaan pengukuran flash point di lapangan!
4.Apa akibatnya jika temperatur penyimpanan crude oil melebihi temperatur flash pointnya?jelaskan!
   
Jawab :
  1. Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala apabila terkena percikan api kemudian mati kembali(hanya satu kali nyala)
Sedangkan fire point  atau titik api adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan menyala dan terbakar secara terus-menerus kalau terkena api pada kondisi tertentu.
  1. Faktor yang menyebabkan besarnya temperatur flash point :
  • Viskositas (µ)    : apabila viskositas minyak tersebut tinggi,maka titik flash point dan fire pointnya tinggi. Karena minyak tersebut kental. Dan sebaliknya jika viskositas ,miyak rendah ,maka titik flash point dan fire point nya rendah.
  • Kelarutan gas dalam minyak (Rs)    : apabila kelarutan gas dalam minyak tinggi,maka titik flas point dan fire point rendah. Dan sebaliknya jika Rs minyak kecik maka titik flash point dan fire point nya tinggi. Rs berbanding terbalik dengan suhu flash point dan fire point nya.
  • Densitas (ρ)    : pada umumnya densitas yang tinggi memiliki suhu flash point dan fire point yang tinggi juga. Dan sebaliknya
  1. – Untuk mengetahui pada suhu berapakah penyimpanan minyak akan  aman ( agar tidak kebakaran/ledakan)
  • Untuk mengatahui karakteristik minyak dan beberapa sifat fisik minyak.
  1. Apabila temperatur penyimpanan crude oil melebihi temperatur flash point ,maka crude oil tersebut akan terbakar. Karena crude oil setelah melebihi titik flash point maka lambat laun ia akan mencapai titik fire point. Dimana pada titik api ini minyak akan terbakar/meledak sehingga sangat berbahaya.

















No comments: