Friday, 20 March 2015

PENENTUAN DENSITAS, SPECIFIC GRAVITY DAN API GRAVITY (Part 2)

11.4  PROSEDUR
A.           Picnometer
1.    Timbang terlebih dahulu picnometer kosong, kemudian isi picnometer dengan crude oil.
2.   Timbang kembali picnometer yang telah berisi crude oil, pastikan crude oil yang diuji telah keluar dari lid ( tutup yang memiliki rongga untuk mengalirkan fluida ).
3.    Selisih berat picnometer ini adalah massa crude oil.
4. Volume picnometer dapat dilihat dari tabel yang ada pada alat atau dengan menuangkan crude oil ke dalam gelas ukur untuk mengetahui volume crude oil yang diuji.
5. Densitas crude oil dapat diperoleh dari perbandingan massa crude oil terhadap volumenya.
6.    Gunakan untuk fluida seperti Gliserin, Air formasi, Minyak rem

B.            Penggunaan Hidrometer Jar
a.    Mengambil air formasi 500 ml
b.    Masukan ke dalam gelas ukur 500 ml
c.    Masukan hydrometer mulai dari harga yang terendah (200API – 350API )
d.   Masukan thermometer ke dalamnya
e.    Baca harga berat jenis dan temperaturnya pada Hidrometer dibatas Fluida.
f.     Dari harga pembacaan, gunakan tabel untuk mendapatkan gravity API sebenarnya.
g.    Gunakan pada fluida lainnya seperti Gliserin, crude oil dan minyak rem.

1.5  HASIL PENGAMATAN
A.     Picnometer (Untuk fluida transparan dan viskositas rendah)
B.     Volumetric flash / labu volumetrik (fluida dengan viskositas tinggi)
Tabel 1.4  Massa dari alat dan bahan
No
Alat/bahan
Massa (gram)
1.
Picnometer I (25 ml)
15,62
2.
Picnometer II (25 ml)
14,88
3.
Picno II + gliserin 25%
41,96
4.
Picno II + gliserin 50%
43,69
5.
Picno I + gliserin 75%
45,65
6.
Picno I + air formasi
40,69
7.
Picno I + minyak rem
42,12
8.
Labu volumetrik(50 ml)
37,23
9.
Labu volumetrik + crude oil
79,76

Tabel 1.5  Massa(m),densitas(ρ),spesifik gravity(SG) dan oAPI fluida
No.
Fluida
Massa(m) gram
Densitas(ρ)
gr/cc
SG(Spesifik Gravity)
oAPI(American Petroleum Institute)
1.
Gliserin 25%
27,08
1,083
-
-
2.
Gliserin 50%
28,81
1,152
-
-
3.
Gliserin 75%
30,03
1,201
-
-
4.
Air formasi
25,07
1,002
0,853
-
5.
Minyak rem
26,50
1,060
-
-
6.
Crude oil (36oC)
42,53
0,850
-
-

C.     HIDROMETER
Volume hydrometer       = 500 mL
Sample yang digunakan = air formasi
Maka hasil yang didapatkan berdasarkan skala hidrometer jar adalah 0,853 yang merupakan nilai SG dari air formasi tersebut.

1.6              PERHITUNGAN
Dalam percobaan penentuan densitas, specific gravity dan penentuanOAPI  Gravity terdapat beberapa perhitungan diantaranya adalah :
a.       Densitas (ρ)
-          Dalam volume 25 ml
·         Massa gliserin 25%                 = 27,08 gram
·         Massa gliserin 50%                 = 28,81 gram
·         Massa gliserin 75%                 = 30,03 gram
·         Massa air formasi                    = 25,07 gram
·         Massa minyak rem                  = 26,50 gram
·         Massa crude oil (36oC)                        = 42,53 gram




            Maka ini termasuk minyak ringan , karena memiliki oAPI> 20, yaitu dengan 34,385 oAPI dan 34,97 oAPI.


11.7  PEMBAHASAN
Pada percobaan kami ini bertujuan unutk mencari atau menentukan nilai dari densitas,SG dan API suatu fluida. Sebelum mencari densitas, kami mencari massa masing-masing dari fluida tersebut dalam volume yang sama(kecuali crude oil dalam volume =50 ml). Setelah mendapatkan massanya,maka nilai densitas dari masing-masing fluida tersebut dapat dicari dengan rumus massa/volume. Dalam dunia perminyakan nilai densitas suatu fluida sangat penting untuk mengetahui sifat-sifat dari fluida tersebut.
Densitas selain mempengaruhi pemboran,  juga dapat mencegah masalah pemboran dan kerusakan formasi. Semakin rendah densitas fluida pemboran, semakin rendah pula tekanan hidrotastik fluida dalam lubang bor yang rendah dari tekanan formasi.Dengan tekanan hidrotastik fluida pemboran yang rendah dari pada tekanan formasi, maka:
v  Formasi batuan di bawah bit tidak mengalami penambahan compressive strenght oleh berat fluida pemboran. Batuan mudah dihancurkan dan laju penembusan akan tinggi.
v  Meminimalkan proses regriding bit oleh karena tidak adanya gaya penahan oleh berat fluida pemboran terhadap cutting di depan bit. Umur bit dapat ditingkatkan dan laju pemboran akan semakin cepat.
v  Mencegah terjadinya masalah hilangnya sirkulasi.
v  Akan terjadi inflow aliran fluida formasi dan tekanan inflow ini akan membantu pembersihan lubang bor.
v  Inflasi fluida pemboran ke dalam batuan reservoir dapat diminimalkan, sehingga dapat mencegah tingkat kerusakan formasi yang lebih besar.

Dan selanjutnya menetukan nilai SG dari fluida-fluida tersebut. Yaitu dengan cara memasukkan fluida ke dalam gelas ukur (500 ml) dan mengukur SG nya dengan menggunakan hidrometer jar. Namun dalam percobaan kali ini, kami hanya memasukkan air formasi ke dalam gelas ukur untuk mrngetahui SG nya. Mencari nilai SG juga bisa dilakukan dengan rumus . Dari nilai SG kita bisa menentukan derajat API nya. Dari data-data di atas kita bisa menetukan kualitas dari minyak yang kita teliti yaitu dengan memperhatikan nilai SG dan API nya.

Tabel 1.6  Klasifikasi minyak berdasarkan SG dan oAPI :
Komponen
oAPI
SG
Minyak ringan
>20
<0,934
Minyak berat
10-20
0,934-1,000
Tar
<10
>1,000


Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, minyak yang kami teliti termasuk minyak ringan. Yaitu dengan oAPI air formasinya 34,385 oAPI dan crude oil 34,97 oAPI.
Dalam dunia perminyakan yang sangat menentukan kualitas dari suatu minyak apakah berharga ataupun tidak adalah dentitas, specific gravity (SG) danOAPI.
Densitas, specific gravity (SG) dan °API merupakan suatu sifat yang terdapat dalam suatu minyak yang sangat menentukan kualitas minyak tersebut. Bila derajat API tinggi dan SG rendah maka minyak itu sangat berharga karena banyak mengandung bensin. Sedangkan bila derajat API rendah dan SG-nya tinggi harga atau mutu suatu minyak akan rendah.
Picnometer dan labu volumetrik digunakan untuk mengetahui massa/ volume(densitas) fluida tersebut. Hidrometer jar digunakan untuk mengetahui SG sutau fluida.

11.8  KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, maka kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa nilai densitas dari fluida juga berbeda. Contoh gliserin 25% dan 50%,dll. Dan dalam menetukan nilai densitas kita harus mengetahui massa dan volumenya. Nilai densitas berbanding lurus dengan viskositas. Karena semakin tinggi densitas suatu fluida, maka nilai viskositasnya juga semakin tinggi.
            Selanjutnya dalam menentukan nilai SG dari fluida, kita bisa menggunakan hidrometer jar dan rumus  , namun kita juga memerlukan nilai densitas dari fluida tersebut. 
 Terakhir untuk mengetahui API , kita akan menggunakan rumus 
. Dengan mengetahui nilai SG dan oAPI maka kita bisa mengetahui kualitas dari minyak tersebut. Dan hasil percobaan kami memiliki nilai o API> 20 ,maka ini termasuk minyak ringan yan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Karena dalam dunia perminyakan kualitas minyak sangat mempengaruhi harga.

  
1.9    TUGAS
1.      Diketahui massa picnometer kosong 0,04 lb dan massa picnometer berisi 0,15 lb. Volume picnometer kosong 50 cm3. Tentukanlah densitas, SG, oAPI nya?
2.      Jelaskan apa yang menyebabkan densitas, SG dan oAPI gliserin 25%,50%, 75%, berbeda-beda!
3.      Jelaskan hubungan densitas, SG, oAPI dengan sifat fisik fluida lainnya!
4.      Jelaskan aplikasi dari densitas, SG, oAPI di lapangan!

Jawaban :
1.      Diket : massa picnometer  = 0,04 lb = 0,04 x 453,59 gr = 18,143 gram
Massa picnometer + fluida = 0,15 lb = 0,15 x 453,59 gr = 68,038 gram
Volume = 50 cm3
ρw = 1 gr/cm3
                  Ditanya :   ρ =....?
                                    SG =....?
                                    oAPI =....?
                  Jawab: :

2.      Adapun jawabannya:
*      Perbedaan nilai densitas dikarenakan :
Karena massa dari gliserin 255, 50%, dan 75% dalam volume yang sama yang berbeda-beda. Sedangkan dalam mencari densitas adalah massa/volume . Dan konsentrasi dari gliserin di atas pun berbeda-beda.
*      SG berbeda karena :
SG dari gliserin berbeda karena densitas dari gliserinnya juga berbeda. Karena mencari 
.
*      oAPI berbeda karena :
API dari gliserin berbeda karena nilai SG nya juga berbeda. Ini diakibatkan nilai SG yang berbeda maka API nya juga berbeda. Ini dibuktikan dengan rumus :

3.      Hubungan densitas, SG dan oAPI dengan sifat fluida lainnya.
*      Jika nilai densitas suatu fluida tinggi maka nilai viskositas dari fluida tersebut juga tinggi dan begitu juga sebaliknya. Jika nilai densitas suatu fluida rendah maka nilai viskositasnya juga rendah.
*      Jika nilai densitas semakin besar setelah mencapai bubble point , maka kompressibilitasnya akan semakin kecil dan sebaliknya jika semakin kecil nilai densitasnya setelah mencapai bubble point ,maka kompressibilitas minyaknya akan semakin besar.
*      Sedangkan SG dan oAPI merupakan ukuran untuk menentukan kualitas suatu minyak . Jika nilai SG dan oAPInya bagus,maka sifat pendukung lainnya juga baik.
Contoh: jika oAPI nya 20 (minyak ringan), maka otomatis minyak bagus,viskositasnya (µ) dan sifat-sifat pendukung lainnya juga bagus.
4.      Aplikasi di lapangan:
*      Densitas : dengan mengetahui densitasnya,kita bisa ,mengetahui SG nya yang merupakan suatu ukuran menentukan kualitas minyak. Dari densitas kita bisa mengetahui massa fluida pada volume tertentu.
*      SG : SG digunakan untuk menentukan kualitas dari minyak yaitu dengan cara membandingkan densitas minyak dengan air.
*      oAPI : oAPI adalah parameter yang sering digunakan untuk menentukan kualitas dari suatu minyak dengan cara
.

4 comments:

Unknown said...

Untuk hubungan densitas dengan faktor volume formasi bagaimana?

Sipetro said...

Kalau densitas terhadap Bo gag ada hubungannya. Tapi kalau terhadap parameter lain sperti Pb ada hubungannya. Akan lebih jelas kalau nengoknya berupa grafik.

Unknown said...

Oke bang tanks

Sipetro said...

oke adrian. nanti kalau ada abang psoting deh. :)